Selasa, 15 Juni 2010

Susu dan Daging Kambing lebih baik dari Sapi


Tabel di samping menegaskan bahwa susu kambing jauh lebih baik dibanding susu sapi, dan mempunyai kandungan yang mirip dengan ASI, walaupun tentu tidak bisa menggantikan ASI.
Sedangkan tabel di samping membantah anggapan bahwa daging kambing identik dengan kolestrol. Jusrtu daging kambing memiliki kolestrol paling rendah dibanding daging sapi dan ayam.

Bagaimana Mencegah dan Menangani Penyakit-Penyakit Kambing…?

Berikut adalah penyakit-penyakit yang paling umum dialami oleh kambing dan cara pencegahan atau penanganannya :

Bloating (Kembung)

Kambing yang terserang ini biasanya dikarenakan terlalu banyak memakan pakan hijauan terutama rumput yang masih muda atau rumput yang berembun (basah), sehingga akan menimbulkan gas dalam perut. Kambing yang terserang penyakit ini memiliki beberapa gejala klinis, antara lain (1) perut kembung, bila diraba terasa keras dan merasa sakit; (2) sulit buang kotoran; (3) jika berbaring kambing mengalami kesulitan untuk berdiri kembali. Program pengendalian yang biasa dilakukan, di antaranya adalah mencegah agar kambing tidak memakan rumput muda atau basah, tidak digembalakan pada pagi hari, dan beri obat kembung.

Cacingan

Penyakit cacingan merupakan penyakit yang paling sering terjadi pada kambing. Penyakit ini disebabkan oleh parasit internal pada saluran pencernaan kambing. Banyak sekali jenis cacing yang dapat menimbulkan cacingan pada kambing, antara lain Trichuris sp., Oestophagostomum sp., dll. Gejala klinis cacingan, yaitu (1) kambing kurus, lemah, dan lesu; (2) nafsu makan menurun; (3) bulu kasar, kusam dan rontok; (4) perut besar dan kepala agak menunduk; (5) biasanya diare. Pencegahan yang dapat dilakukan, antara lain kebersihan kandang harus selalu terjaga. Kambing yang terkena cacingan dapat diobati dengan pemberian obat cacing secara teratur.

Scabies

Penyebab penyakit ini adalah ektoparasit, yaitu Sarcoptes scabiei. Gejala klinis yang timbul, antara lain (1) kambing kurus; (2) terdapat bercak merah pada kulit, bersisik dan gatal. Program pengendalian yang biasanya dilakukan, yaitu kebersihan kandang dan ternak selalu terjaga, isolasi bagi hewan yang terinfeksi, pemberian anti parasit seperti Ivomec bagi kambing sakit (terapi) dan kambing yang sehat sebagai imunisasi.

Pink Eye

Penyakit ini disebabkan mata kembing terkena benda-benda tajam, misalnya ujung kayu, debu, dan duri atau dapat juga karena parasit. Gejala penyakit ini antara lain (1) mata berair dan kemerahan; (2) selalu menghindar dari sinar matahari; (3) biasanya diikuti pembengkakan di sekitar mata. Pengendalian penyakit yang dapat dilakukan diantaranya adalah menghindari pemberian hijauan yang terdapat duri, pembersihan kandang, dan pemberian salep mata disarankan pada kambing yang menderita pink eye.

Orf atau Dakangan

Penyebabnya adalah kambing terkena rumput yang berbulu atau debu dari konsentrat ketika makan kemudian timbul infeksi. Gejala klinis penyakit ini adalah adanya benjolan dan keropeng hitam pada sekitar mulut. Penyakit ini dapat dikendalikan dengan program vaksinasi. Pengobatan penyakit ini, yaitu dengan membuat luka baru pada keropeng dan beri preparat iodium dan suntik dengan antibiotik.

Antraks

Penyebab penyakit ini adalah Bacillus anthracis yang menular melalui kontak langsung, makanan atau minuman, dan dapat juga melalui pernafasan. Kambing yang tertular antraks akan menunjukkan gejala klinis, yaitu (1) demam tinggi, badan lemah, dan gemetar; (2) gangguan pernafasan; (3) pembengkakan pada kelenjar dada, leher, alat kelamin, dan badan penuh bisul; (4) kadang-kadang darah berwarna merah kehitaman keluar melalui lubang hidung, telinga, mulut, anus, dan vagina; (5) kotoran ternak cair dan sering bercampur darah; (6) limpa bengkak dan berwarna kehitaman. Program pengendalian penyakit antraks adalah dengan membakar kambing yang mati.

Penyakit Mulut Dan Kuku (PMK) atau Apthae Epizootica (AE)

Penyebab penyakit ini adalah virus dan menular melalui kontak langsung melalui air kencing, susu, air liur, dan benda lain yang tercemar virus AE. Gejala klinis penyakit ini di antaranya adalah (1) rongga mulut, lidah, dan telapak kai atau teracak melepuh serta terdapat tonjolan bulat berisi cairan yang bening; (2) demam atau panas, suhu badan menurun drastis; (3) nafsu makan menururn bahkan tidak mau makan sama sekali; (4) air liur keluar berlebihan. Pengendalian penyakit ini dengan cara vaksinasi serta pada kambing yang terinfeksi diisolasi dan diobati secara terpisah.

Mastitis

Mastitis merupakan peradangan pada ambing ataupun puting yang sangat sering dijumpai pada ternak kambing perah, penyakit ini sangat merugikan karena dapat mengurangi jumlah produksi susu. Mastitis sering kali diakibatkan oleh infeksi bakteri staphylococcus aureus ataupun karena pemerahan yang kurang sempurna sehingga susu belum habis dalam proses pemerahan. Mastitis dibagi menjadi 2 yaitu klinis dan subklinis, kejadian mastitis subklinis merupakan yang paling sering terjadi di Indonesia karena tidak menimbulkan gejala klinis tetapi hanya menyebabkan penurunan produksi susu. Pengujian mastitis subklinis dapat dilakukan dengan IPB-mastitis test 1. Pengobatan mastitis dapat dilakukan dengan pemberian antibiotika intra-mammary yang disertai dengan perbaikan proses pemerahan. Sedangkan pada mastitis klinis sangat jelas terlihat karena memperlihatkan gejala klinis seperti pada gambar 1.

Radang Kuku atau Kuku Busuk

Penyakit ini menyerang kambing yang dipelihara dalam kandang yang basah dan kotor. Gejala penyakit ini, yaitu (1) mula-mula sekitar celah kuku bengkak dan mengeluarkan cairan putih keruh; (2) kulit kuku mengelupas; (3) tumbuh benjolan yang menimbulkan rasa sakit; (4) sapi pincang dan akhirnya kambing mengalami kelumpuhan.

Prolapsus Uteri

Penyakit ini diakibatkan karena berbagai macam sebab seperti anak yang terlalu besar, merejan yang terlalu lama dan terlalu lama tidak di bantu oleh tenaga medis serta manajemen pakan yang buruk. Pengobatan yang harus dilakukan dengan mereposisi kembali dan menjahit dengan metode vulva plexa.

Pengendalian

Pengendalian penyakit kambing yang paling baik menjaga kesehatan kambing dengan tindakan pencegahan. Tindakan pencegahan untuk menjaga kesehatan kambing adalah sebagai berikut:

1) Menjaga kebersihan kandang beserta peralatannya, termasuk memandikan kambing secara berkala,

2) Kambing yang sakit dipisahkan dengan kambing yang sehat dan segera lakukan pengobatan,

3) Mengusahakan lantai kandang selalu bersih dan kering,

4) Memeriksa kesehatan kambing secara teratur dan dilakukan vaksinasi sesuai petunjuk.


sumber : www.kambingonline.com

Susu Kambing, Susu Sapi, dan ASI

Ir. Tri Endah Prasetyastuti

Sebuah pernyataan bahwa kwalitas/kandungan nutrisi susu kambing lebih baik dari susu sapi ternyata bukan hanya mitos belaka. Janness (1980) telah meneliti, secara khusus membandingkan komposisi kandungan nutrisi antara susu kambing, susu sapi dan susu manusia (ASI), terutama sebagai sumber nutrisi penting bagi bayi dan anak-anak.

Susu kambing memiliki kandungan protein jauh lebih tinggi dibanding susu manusia (ASI) dalam kaitanya dengan jumlah kalori. Pada susu kambing, 25% dari energy total berasal dari protein, sedangkan pada susu manusia(ASI) hanya 7% yang berasal dari protein.

Kandungan asam amino total antara susu kambing, susu sapi dan susu manusia (ASI) hampir serupa, tetapi kandungan asam amino esensial susu kambing jauh lebih tinggi dibanding keduanya, bahkan agak berlebihan bagi kebutuhan bayi. Maka dari itu pemberian susu kambing pada bayi harus diencerkan terlebih dahulu.

Kandungan lemak total antara susu kambing, susu sapi dan susu manusia (ASI) tidak banyak berbeda dan kandungan asam lemak esensial pada susu kambing cukup memadai bagi kebutuhan bayi. Susu kambing memiliki butir lemak yang lebih kecil dibanding susu sapi. Disamping itu susu kambing juga memiliki proporsi asam lemak rantai pendek dan rantai sedang dalam jumlah yang lebih tinggi, sehingga susu kambing lebih mudah dicerna dibanding susu sapi.

Susu kambing adalah sumber mineral, kalsium dan fosfor yang sangat baik bahkan kandunganya melebihi kebutuhan bayi tetapi tidak membawa pengaruh buruk pada perkembangan dan pertumbuhan bayi. Bahkan akan memperkuat kepadatan dan pertumbuhan tulang serta gigi pada bayi dan anak-anak.

Menurut penelitian Harrison dkk (1979), ada hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian susu kambing kepada bayi, karena susu kambing mengandung kalium dan khlorin dalam jumlah yang terlalu tinggi untuk kebutuhan bayi. Bayi akan mengalami asidosis apabila hanya diberikan susu kambing tanpa diberi ASI. Untuk menghindari hal tersebut, maka pemberian susu kambing murni pada bayi harus diencerkan terlebih dahulu untuk mengurangi kandungan kalium dan khlorin dalam susu.

Semua jenis susu termasuk ASI mengandung zat besi dalam jumlah yang tidak memadai untuk kebutuhan bayi, namun zat besi dalam ASI diserap lebih baik dibanding susu sapi (belum ada penelitian untuk susu kambing).

Susu kambing mengandung vitamin dalam jumlah cukup bahkan berlebihan kecuali vitamin C dan D, piridoksin dan asam folat. Begitu pula susu sapi juga tidak banyak mengandung vitamin C dan D. Kekurangan asam folat pada bayi bisa menyebabkan anemia, maka dari itu pemberian susu kambing (tanpa ASI) kepada bayi sebaiknya dilengkapi dengan tambahan sumber vitamin ini.

Hampir semua jenis susu tidak bebas dari risiko penularan infeksi bakteri atau virus kepada manusia, termasuk susu kambing. Infeksi yang paling umum dari susu kambing adalah infeksi bakteri Brucellosis. Infeksi jenis ini banyak terjadi di daerah Mediterania, Afrika utara dan selatan serta Amerika selatan, tetapi tidak terjadi di Asia Tenggara, Filipina dan Australia. Namun untuk menghindari keragu-raguan dan demi keamanan, maka pemberian susu kambing (khususnya) kepada bayi mutlak harus dimasak terlebih dahulu agar terbebas dari segala jenis bakteri/virus penyebab infeksi.

Susu kambing juga memiliki keunggulan sebagai susu anti alergi. Beberapa orang/bayi yang alergi terhadap susu sapi tetapi tidak alergi terhadap susu kambing. Hal ini dikarenakan susu kambing hampir tidak memiliki kandungan zat Kasein sebagai penyebab terjadinya alergi seperti yang terkandung di dalam susu sapi.

Selain susu segar, yoghurt dan keju dari susu kambing merupakan bahan makanan yang bernilai gizi sangat tinggi dan bisa disimpan lebih lama.

Sebuah penelitian yang dikutip oleh Jennes (1980), membandingkan 2 kelompok anak-anak (kelompok I dan II) umur antara 6-13 tahun yang diberi makanan dasar sama. Kelompok I diberi makanan tambahan susu kambing dan kelompok II diberi makanan tambahan susu sapi masing-masing 0,964 liter/hari. Kedua kelompok tersebut menunjukkan pertumbuhan yang sangat baik, tetapi anak yang diberi makanan tambahan susu kambing menunjukkan pertumbuhan yang jauh lebih baik/unggul dibanding kelompok yang diberi makanan tambahan susu sapi. Keunggulan tersebut terlihat nyata berbeda secara statistik dalam hal mineralisasi tulang belulang, kandungan vitamin A dalam plasma darah dan kalsium serum kecuali konsentrasi haemoglobin hanya sedikit lebih tinggi dibanding kelompok II.Dari hasil beberapa penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa :

1. ASI tetap menjadi susu (makanan) terbaik bagi bayi dibanding susu kambing maupun susu sapi.

2. Susu kambing memiliki beberapa keunggulan dibanding susu sapi, diantaranya lebih mudah dicerna, anti alergi, kandungan kalsium dan fosor yang sangat tinggi dll, sehingga layak diberikan kepada bayi sebagai makanan tambahan pendamping ASI.

3. Susu kambing sebelum diberikan kepada bayi mutlak harus dimasak dan diencerkan terlebih dahulu agar terbebas dari bakteri/virus penyebab infeksi dan untuk menyeimbangkan kandungan nutrisinya agar sesuai dengan kebutuhan bayi.

4. Susu kambing sangat dianjurkan untuk diberikan kepada anak-anak usia pasca sapih (setelah tidak minum ASI) sampai orang dewasa sebagai sumber nutrisi yang sangat baik terutama karena mengandung kalsium dan fosfor yang tinggi.

5. Susu kambing bisa dinikmati dalam bentuk segar maupun sebagai yoghurt dan keju, semuanya adalah makanan bernilai gizi tinggi.

sumber : www.kambingonline.com