Selasa, 15 Juni 2010

Susu Kambing, Susu Sapi, dan ASI

Ir. Tri Endah Prasetyastuti

Sebuah pernyataan bahwa kwalitas/kandungan nutrisi susu kambing lebih baik dari susu sapi ternyata bukan hanya mitos belaka. Janness (1980) telah meneliti, secara khusus membandingkan komposisi kandungan nutrisi antara susu kambing, susu sapi dan susu manusia (ASI), terutama sebagai sumber nutrisi penting bagi bayi dan anak-anak.

Susu kambing memiliki kandungan protein jauh lebih tinggi dibanding susu manusia (ASI) dalam kaitanya dengan jumlah kalori. Pada susu kambing, 25% dari energy total berasal dari protein, sedangkan pada susu manusia(ASI) hanya 7% yang berasal dari protein.

Kandungan asam amino total antara susu kambing, susu sapi dan susu manusia (ASI) hampir serupa, tetapi kandungan asam amino esensial susu kambing jauh lebih tinggi dibanding keduanya, bahkan agak berlebihan bagi kebutuhan bayi. Maka dari itu pemberian susu kambing pada bayi harus diencerkan terlebih dahulu.

Kandungan lemak total antara susu kambing, susu sapi dan susu manusia (ASI) tidak banyak berbeda dan kandungan asam lemak esensial pada susu kambing cukup memadai bagi kebutuhan bayi. Susu kambing memiliki butir lemak yang lebih kecil dibanding susu sapi. Disamping itu susu kambing juga memiliki proporsi asam lemak rantai pendek dan rantai sedang dalam jumlah yang lebih tinggi, sehingga susu kambing lebih mudah dicerna dibanding susu sapi.

Susu kambing adalah sumber mineral, kalsium dan fosfor yang sangat baik bahkan kandunganya melebihi kebutuhan bayi tetapi tidak membawa pengaruh buruk pada perkembangan dan pertumbuhan bayi. Bahkan akan memperkuat kepadatan dan pertumbuhan tulang serta gigi pada bayi dan anak-anak.

Menurut penelitian Harrison dkk (1979), ada hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian susu kambing kepada bayi, karena susu kambing mengandung kalium dan khlorin dalam jumlah yang terlalu tinggi untuk kebutuhan bayi. Bayi akan mengalami asidosis apabila hanya diberikan susu kambing tanpa diberi ASI. Untuk menghindari hal tersebut, maka pemberian susu kambing murni pada bayi harus diencerkan terlebih dahulu untuk mengurangi kandungan kalium dan khlorin dalam susu.

Semua jenis susu termasuk ASI mengandung zat besi dalam jumlah yang tidak memadai untuk kebutuhan bayi, namun zat besi dalam ASI diserap lebih baik dibanding susu sapi (belum ada penelitian untuk susu kambing).

Susu kambing mengandung vitamin dalam jumlah cukup bahkan berlebihan kecuali vitamin C dan D, piridoksin dan asam folat. Begitu pula susu sapi juga tidak banyak mengandung vitamin C dan D. Kekurangan asam folat pada bayi bisa menyebabkan anemia, maka dari itu pemberian susu kambing (tanpa ASI) kepada bayi sebaiknya dilengkapi dengan tambahan sumber vitamin ini.

Hampir semua jenis susu tidak bebas dari risiko penularan infeksi bakteri atau virus kepada manusia, termasuk susu kambing. Infeksi yang paling umum dari susu kambing adalah infeksi bakteri Brucellosis. Infeksi jenis ini banyak terjadi di daerah Mediterania, Afrika utara dan selatan serta Amerika selatan, tetapi tidak terjadi di Asia Tenggara, Filipina dan Australia. Namun untuk menghindari keragu-raguan dan demi keamanan, maka pemberian susu kambing (khususnya) kepada bayi mutlak harus dimasak terlebih dahulu agar terbebas dari segala jenis bakteri/virus penyebab infeksi.

Susu kambing juga memiliki keunggulan sebagai susu anti alergi. Beberapa orang/bayi yang alergi terhadap susu sapi tetapi tidak alergi terhadap susu kambing. Hal ini dikarenakan susu kambing hampir tidak memiliki kandungan zat Kasein sebagai penyebab terjadinya alergi seperti yang terkandung di dalam susu sapi.

Selain susu segar, yoghurt dan keju dari susu kambing merupakan bahan makanan yang bernilai gizi sangat tinggi dan bisa disimpan lebih lama.

Sebuah penelitian yang dikutip oleh Jennes (1980), membandingkan 2 kelompok anak-anak (kelompok I dan II) umur antara 6-13 tahun yang diberi makanan dasar sama. Kelompok I diberi makanan tambahan susu kambing dan kelompok II diberi makanan tambahan susu sapi masing-masing 0,964 liter/hari. Kedua kelompok tersebut menunjukkan pertumbuhan yang sangat baik, tetapi anak yang diberi makanan tambahan susu kambing menunjukkan pertumbuhan yang jauh lebih baik/unggul dibanding kelompok yang diberi makanan tambahan susu sapi. Keunggulan tersebut terlihat nyata berbeda secara statistik dalam hal mineralisasi tulang belulang, kandungan vitamin A dalam plasma darah dan kalsium serum kecuali konsentrasi haemoglobin hanya sedikit lebih tinggi dibanding kelompok II.Dari hasil beberapa penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa :

1. ASI tetap menjadi susu (makanan) terbaik bagi bayi dibanding susu kambing maupun susu sapi.

2. Susu kambing memiliki beberapa keunggulan dibanding susu sapi, diantaranya lebih mudah dicerna, anti alergi, kandungan kalsium dan fosor yang sangat tinggi dll, sehingga layak diberikan kepada bayi sebagai makanan tambahan pendamping ASI.

3. Susu kambing sebelum diberikan kepada bayi mutlak harus dimasak dan diencerkan terlebih dahulu agar terbebas dari bakteri/virus penyebab infeksi dan untuk menyeimbangkan kandungan nutrisinya agar sesuai dengan kebutuhan bayi.

4. Susu kambing sangat dianjurkan untuk diberikan kepada anak-anak usia pasca sapih (setelah tidak minum ASI) sampai orang dewasa sebagai sumber nutrisi yang sangat baik terutama karena mengandung kalsium dan fosfor yang tinggi.

5. Susu kambing bisa dinikmati dalam bentuk segar maupun sebagai yoghurt dan keju, semuanya adalah makanan bernilai gizi tinggi.

sumber : www.kambingonline.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar